Sabtu, 17 Desember 2011

karya sastra yang baik itu karya sastra yang aneh?

beberapa orang sering bilang, bahkan aku sendiri beranggapan jika sastra itu sulit di pahami,,

sastra sendiri jika dikembalikan ke hakikat yang sebenarnya adalah jenis tulisan yang memiliki arti dan keindahan..

apakah semua karya sastra itu memiliki arti dan musti indah??

ini urusan mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi.. hehe.. :))

kata seseorang yang aku kenal.. semakin karya sastra itu aneh, maka semakin baik karya sastra itu..

lihat saja cerpen-cerpen Danarto,,

contohnya cerpen Lauk Dari Langit

dalam cerpen itu, jelas kondisi yang absurd atau kondisi yang tidak mungkin terjadi, diceritakan terjadi seperti --> hujan ikan..

memang hujan ikan pernah terjadi??

kok setau.ku belum pernah terjadi ya,, apa aku yang memang gak tahu kalo di dunia ini pernah terjadi hujan ikan??

banyak sekali sebenarnya karya-karya yang sebetulnya biasa saja tetapi karena ditulis oleh penulis yang terkenal, karya itu jadi dianggap sebagai karya sastra yang bernilai tinggi..

lalu kalau sudah seperti itu bagaimana? salah siapa? salah pengarang atau pembaca? atau salah orang-orang pemerhati sastra?

ya sudahlah.. :S

aspek pemahaman sastra sebenarnya tidak bisa dipaksakan,, semua tergantung dengan pengalaman yang dimiliki pembaca dalam kaitannya dengan karya sastra. seorang presiden pun jika ditanya makna dari puisi Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul Shang Hai akan kesulitan menjawabnya,,

Shang Hai itu puisi yang terkenal ping pong itu lho,, itu judulnya Shang Hai bukan ping pong.. :) 

selama karya sastra itu mampu membuat pembaca berpikir serius dan mendalam dan mempunyai pesan moral yang baik,, aku rasa karya sastra seperti itulah karya sastra yang baik..

karya sastra picisan banyak mewarnai jenis-jenis tulisan yang berlabel sastra,, sastra picisan tidak memerlukan pemahaman yang berputar-putar karena biasanya karya-karyanya seperti to the point saja.. mereka membaca sekilaspun sudah tahu isinya.. jika diibaratkan makanan, seseorang menelan mentah-mentahpun sudah kenyang,, jadi karya-karya seperti itu membuat pembaca berpikir dangkal dengan ending yang biasanya mudah ditebak..

tapi bandingkan dengan karya-karya besar seperti cerpen Lauk dari Langit nya Danarto
cerpen itu membuat pembaca berpikir tentang kejadian apa yang terjadi sebenarnya..
peristiwa apa yang terjadi di dalam cerpen itu..
jadi tidak menelan mentah-mentah,, tetapi butuh proses memasak ide untuk memahaminya..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar